Strategi Cerdas Walikota Lubuklinggau Bangun Kota Minim Anggaran

*Pemkot Wujudkan 125 Hektr Kawasan Wisata Terpadu

Referensinews.id – Posisi geostrategis Kota Lubuklingga dengan luas wilayah 40.150 Ha dan berpredikat sebagai “kota jasa” dengan anggaran APBD terbatas, menjadi tantangan besar bagi seorang pemimpin kota dalam upaya membangun kota yang lebih maju.

Pemkot Lubuklinggau saat ini tengah membangun program 125 Ha “Kawasan Wisata Terpadu”. Pembangunan ini membutuhkan dana tidak sedikit. Namun bukan suatu kendala untuk mencapai pecapaian tersebut. Berbagai langkah dilakukan oleh pemerintah guna merealisasikan program, salah satunya melalui bantuan pemprov Sumsel dan pihak kementrian PUPR.

Sejak tahun 2020 hingga tahun 2021 Pemprov Sumsel telah menggelontorkan bantuan dana 34,4 Milyar kepada Pemkot Lubuklinggau dalam upaya membangun kawasan terpadu.

Ditemui diruang kerjanya Kepala Dinas PUPR, M.Asril menjelaskan bahwa pembangunan kawasan terpadu memerlukan anggaran yang cukup besar dan jika dipaksakan melalui APBD Kota Lubuklinggau pembangunan kawasan terpadu tidak mungkin akan terlaksana.

“Jika menggunakan APBD kota pembangunan kawasan wisata terpadu mustahil terlaksana”, kita sangat mengapresiasi langkah-langkah dan strategi yang dilakukan Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe mencari dan melobi anggaran”, puji Kadis PUPR.

Dijelaskan Asril, tahap awal di tahun 2020 Pemkot mendapat bantuan anggaran sebesar 15 Milyar dari Pemprov Sumsel untuk membangun akses jalan menuju kawasan wisata terpadu. Kemudian ditahun 2021 ini, ada penambahan bantuan 15 Milyar untuk melanjutkan akses jalan beserta sarana prasarana tersebut sesuai dengan perencanaan, pengkajian dan DED “saat ini tengah dikerjakan”, katanya.

Selain akses jalan yang disampaikan Asril, di tahun 2021 ini menurutnya, Pemkot juga mendapat bantun dana pembangunan Embung sebesar 4,4 Milyar. Bahkan dari bocoran informasi yang kita terima akan ada tambahan di APBD perubahan provinsi Sumsel sebesar Rp 2 Miliar.

Pembangunan embung ini kita ajukan pasalnya berdasarkan riset dokumen rispam rencana induk ditahun 2022, Lubuklinggau akan mengalami defisit air. Atau dengan kata lain pembangunan embung bertujuan sebagai konservasi air dan keserdian air baku.

“Pembangunan embung ini kita ajukan karena debit air dan ketersedian air baku untuk Kota Lubuklinggau kian menipis dan berkurang. Namun ini juga tidak terlepas merupakan strategi pembangunan cikal bakal pembuatan pantai buatan,” ungkap Kadis PUPR Kota Lubuklinggau, Achmad Asril

“Intinya Pemrov Sumsel sudah tiga kali menggelontorkan anggaran untuk pembangunan kawasan wisata terpadu, secara rinci sudah kita terangkan”, sebutnya.

Seiring berjalannya pembangunan, Pemkot Lubuklinggau juga tengah mengajukan proposal sebesar Rp 165 Miliar kepihak kementrian PUPR untuk membangun kawasan tersebut.

“Pak Walikota langsung yang menyerahkan proposal tersebut ke bapak menteri PUPR Basuki Hadimuljono,” tambahnya.

Sementara anggaran untuk pembuatan Detail Engenering Design (DED) bersumber dari APBD Kota Lubuklinggau. Untuk DED sendiri tidak ada perubahan hanya ada beberapakali review saja. Pembuatan DED sudah melalui proses kajian dan menggunakan jasa konsultan, terkait anggaran DED itu sudah palinh minim. Dan Review DED nya saat ini sudah ada kajian lingkungan berupa Amdal.

Untuk itu Pemkot meminta dukungan kepada masyarakat agar wisata terpadu ini dapat terwujud. “Kalau bicara progres kapan selesainya pembangunan, itu tergantung dengan pelaksanaan dan anggaran yang tersedia”. Mudah-mudahan proposal dikemetrian lolos maka pembangunan embung dan kawasan wisata terpadu selesai di 2023″ ujar Asril oftimis (AC75)

Exit mobile version
Lewat ke baris perkakas