ReferensiNews.id – PT Citra Loka Bumi Begawan (CLBB), perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), membantah telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak terhadap ratusan karyawannya. Bantahan ini muncul setelah beredar isu yang memicu aksi blokade jalan umum menuju area perusahaan pada Kamis, 5 September 2019.
Manajer HRD PT CLBB, Antoni, menjelaskan bahwa perusahaan tidak bermaksud melakukan PHK atau merumahkan sekitar 200 orang Tenaga Kerja Harian Lepas (KHL). Ia menyebut kondisi keuangan perusahaan sedang mengalami tekanan berat akibat tingginya biaya produksi, sementara anggaran yang tersedia telah habis.
“Kami tidak ingin memberhentikan KHL, tetapi situasi memaksa kami mengambil langkah efisiensi. Jika dipaksakan, bukan tidak mungkin KHL akan kembali menuntut hak mereka, sementara perusahaan sendiri kesulitan,” ujar Antoni saat diwawancarai pada Jumat, 6 September 2019.
Sebagai upaya menekan beban operasional, PT CLBB menerbitkan surat edaran yang mulai berlaku sejak 1 Agustus 2019. Langkah ini diklaim sebagai tindakan darurat demi menjaga kelangsungan perusahaan.
“Dalam kondisi serba sulit ini, perusahaan berupaya bertindak seefektif dan seefisien mungkin agar bisa bertahan. Jika situasi kembali normal dan keuntungan membaik, tentu masyarakat sekitar juga akan ikut merasakan dampaknya,” lanjutnya.
Anton juga menyinggung soal kondisi pasar yang tidak bersahabat. Menurutnya, harga produk perusahaan di pasaran tengah mengalami tekanan, dan mempertahankan jumlah karyawan dalam kondisi demikian bisa membuat perusahaan merugi.
“Semua harus berpikir jernih. Bila perusahaan bangkrut, nasib seluruh karyawan, termasuk saya, juga terancam,” ujarnya.
Perusahaan saat ini disebut mengalami overhead cost tinggi, atau beban keuangan yang membengkak. Hal inilah yang menjadi dasar manajemen untuk melakukan langkah-langkah efisiensi.
“Kami minta masyarakat menjaga aset bersama ini. Perusahaan ini bukan hanya milik manajemen, tapi juga menyangkut kepentingan masyarakat sekitar, seperti Desa Lubuk Kumbung, Rantau Telang, Sukaraja, dan Tanjung Agung,” pintanya.
Antoni juga mengingatkan bahwa perusahaan hanya memiliki lahan sekitar 1.500 hektare, sementara jumlah karyawan mencapai 773 orang. “Dengan kondisi seperti ini, mari kita jaga bersama. Jangan mudah terprovokasi,” tegasnya.
Tidak ada komentar